Peringatkan Kepala Dinas Perkebunan Jambi!! Ketua Umum WRC PAN-RI “Angkat Bicara…!!

banner 120x600
banner 468x60

Patroli7, Jambi – Akibat tidak Transparan dalam Pelaksanaan Kegiatan PSR,Puluhan Anggota Kelompok Tani Amanah mengaku Kecewa terhadap Ketua Kelompok tersebut atas  Pendanaan, serta Pemeliharaan  Peremajaan Sawit rakyat oleh Ketua Gapoktan, Syafrizal Sabila.

Puluhan Petani tersebut kepada menyampaikan kebeberapa Media, baik Lokal dan Nasional atas  mengaku kecewa terkait Pendanaan kegiatan PSR tersebut yang seyogianya dapat meringankan anggota, ternyata anggota kelompok tersebut terpaksa merogoh kocek pribadi demi terciptanya lahan PSR mereka dengan baik.

banner 325x300

Menurut keterangan salah anggota kelompok, yang awalnya Kegiatan PSR ini disepakati bersama sama dalam forum rapat rapat Kelompok tersebut, terkait Pembersihan lahan yang mencakup, Cuci Parit, dan Terasan, Pupuk, dan obat obatan guna menunjang Pertumbuhan benih agar dapat tumbuh dengan maksimal.

Namun yang terjadi dilapangan berbeda apa yang  disepakati semula, menurut anggota Kelompok,ada beberapa item Pekerjaan PSR tidak terlaksana dengan baik, bahkan sebahagian besar anggota Petani  sedari awal sudah harus  merogoh kocek sendiri untuk membiayai Cuci Parit, Terasan, dan lain sebagainya.

Terlihat anggota kelompok tersebut begitu kecewa atas Pelaksanaan PSR Gapoktan Amanah,menurut Supratno didampingi beberapa anggota kelompok lainnya mengatakan, hingga saat ini mereka tidak pernah tahu Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pelaksanaan PSR selaku anggota Gapoktan tersebut, Namun ini dibantah oleh Syafrizal, dan mengatakan semua anggota kelompok menandatangani RAB tersebut.

Terkait Masa Pemeliharaan Awal, RAB Masa Tanam Belum Menghasilkan, Kegiatan PSR Pendanaan BPDPKS yang dikelola secara Swadaya tersebut anggota kelompok tani, Supratno, dan kawan mengatakan sejauh ini baru menerima Pupuk dasar, obat obatan, Pupuk Interflor, Uang sebesar Rp. 540.000 (Lima Ratus empat puluh ribu rupiah) untuk Upah kerja untuk 2 hektar lahan atau 1 kapling bahagian dari masa perawatan selama kurang lebih 9 bulan terahir ini, menurut kelompok Tani, Dana untuk Pemeliharaan Lahan Sawit kedepan sudah tidak ada lagi.

Terkait pupuk Interflor ini beberapa Petani kecewa, pupuk tersebut tidak memiliki efek yang baik bagi pertumbuhan Kelapa sawit, dan terpaksa anggota kelompok ini lagi lagi harus merogoh kocek pribadi guna membeli pupuk lain,hal ini dibuktikan oleh Sulaiman dengan memberikan Pupuk Interflor di beberapa batang sawit, serta menggunakan pupuk merek lain dilahan Sawitnya, sebagai bahan perbandingan, menurut Sulaiman pupuk Interflor tidak memiliki efek pertumbuhan yang baik.

Yang lebih aneh lagi, Menurut anggota kelompok Tani tersebut Sebagian besar petani ini disodori Kwitansi kosong untuk dibubuhi tanda tangan tanpa Tertera Nominal, terkait hal ini anggota kelompok ada yang menandatangani,dan sebahagian tidak mau menandatangani Kwitansi kosong tersebut dikarenakan belum tahu Nominal atau berapa harga pupuk Interflor dipasaran, seperti Sulaiman dirinya tidak mau menandatangani Kwitansi tersebut sebelum dirinya memastikan apa yang tertuang didalam Rencana Anggaran Biaya terkait PSR Gapoktan Amanah tersebut.

Lebih miris lagi nasib yang dialami anggota kelompok tani, Sarno kepada media, dilokasi lahan sawitnya, sembari menunjukkan lahan yang terlihat dikelilingi semak belukar dan tanaman kelapa sawit yang tidak terawat.

Menurut Sarno, sengaja membiarkan lahannya sawitnya seperti ini, dikarenakan kecewa terhadap Ketua Gapoktan tersebut, Sarno mengatakan 1 hektar lahannya baru ditanami tujuh puluhan batang benih sawit, dan masih ada kekurangan sekitar tujuh puluhan batang lagi yang belum ditanam dikarenakan benih/bibit sudah habis, hingga kini belum ada jawaban dari ketua Gapoktan Syafrizal Sabilah terkait hal tersebut.

Sedari awal sudah tercium aroma yang tidak beres dalam pelaksanaan PSR di Gapoktan Amanah tersebut sudah dibuktikan dengan hasil Monitoring Evaluasi Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Muaro Jambi pada Maret 2023 lalu, guna menyelesaikan Semua Pekerjaan Sebagaimana diatur dalam Kepmentan 26 Tahun 2021, namun hal tersebut tidak diindahkan oleh Ketua Gapoktan,hal ini selaras, dibuktikan banyaknya Anggota kelompok tani yang kecewa dengan Pendanaan Peremajaan Sawit Rakyat yang Puluhan juta rupiah per hektar tersebut.

Jika mencermati dari pernyataan puluhan anggota kelompok tani tersebut,terkait RAB yang tidak mereka miliki, Kwintasi Kosong untuk ditanda tangani, dan lain sebagainya tentu hal ini ada yang ditutup tutupi  Gapoktan Amanah,yang bermuara kepada Dugaan Korupsi Pelaksanaan Peremajaan Sawit Rakyat Tahun 2023 lalu.

Informasi yang didapat, Terkait perihal Dugaan Korupsi Pelaksanaan Peremajaan Sawit Rakyat Gapoktan Amanah ini sedang ditangani Kejaksaan Tinggi Jambi.

Ditempat terpisah juga ketua umum “Watch Relation Of Corruption Pengawas Aset Negara Republik Indonesia di konfirmasi di ruang kerja diJakarta “ menyampaikkan bahwa pihak nya tetap akan mengawal proses Hukum yang di laporkan ke pihak Kajati  Provinsi Jambi   dan juga terus berkordinasikan kepihak yang berkepentingan  di pusat terkait atas  laporan tersebut  juga ketua Umum Mengingatkan “.

seharusnya Kepala Dinas perkembunan Provinsi harus  ikut andil  dalam  hal ini bukan  sebalikanya ada dugaan malah berpihakan kesalah satu kelompok atau oknum  serta banyak keluhan para petani yang sampai hari ini Tim investigasi Kami masih mencari kebenaran tersebut dan banyaknya beberapa permohonan yang adanya dugaan di abaikan atas Program PSR oleh kepada Dinas Provinsi  serta adanya dugaan kuat melakukan pembenaran dan pembiaraan terkait  program  PSR

baru-baru juga tim Lidik menyampaikan salah satu pejabat perkebunan banyak di lakukan Rotasi antar wilayah ,melihat perkarsa ini seharusnya kepala dinas bersikap Bijak dan seperti halnya contoh kecil  hasil Muniv jelas –jelas tidak bisa masuk dalam klasfikasi namun tetap aja tidak  diambil teguran Atau hal lainya malah juga di biarkan bagaimana Undang undan Kementan Berjalan dengan baik sementara pejabat antar Kabupaten dan provinsi sudah beda pendapat,“ Ungkapnya.

hasil investigasi juga tim mencari fakata atas kejanggalan bahwa menurut salah satu petani atau anggota salah satu Gapoktan menyampaikan “betul pak, itu saya menanam ini, saya dikasi bibit itu sejumlah 74 batang untuk semuanya ini udah saya tanam, namun kenapa saya biarkan seperti ini pak saya kecewa terus terang aja, karena setelah bibit itu disampai kan ke saya kenapa tidak dibagi 2 atau gimana tidak ada negosiasi dengan sebaiknya entah bagaimana supaya apa sepermintaan saya dicukupi jadi ini ga cukup pak belum ketanam semua, semua titik tanam yang harus saya tanami 119 tapi saya cuman dikasi 74 batang itupun katanya sudah termasuk tambahan pak jadi saya sampe sekarang ini sengaja saya biarkan, saya berharap ada mungkin orang yang tau bisa membantu saya memang seperti itu, namun sekarang tidak ada tanggapan nya dari gapoktan amanah ini pak saya sudah berulang ulang kali, saya pernah ditawari bibit tapi saya gamau menanam bibit itu karena saya takut kalau ga sejenis,

maka sampai sekarang ini gaada tanaman, dan setelah lama lama kelamaan sebetulnya ketua gapoktan amanah menyanggupi pak, akan dicukupi tapi sudah sekian lamanya belum ada kenyataan dia mengasi bibit lagi makanya sengaja saya biarkan seperti ini pakbiarkan seperti ini lahan ini semak belukar seperti ini karena menunggu seperti apa etikad seorang ketua gapoktan kira kira seperti itu pak?

terus apa apa aja yang masalah misalnya tanggapan bapak terkait replanting gapoktan amanah untuk di lahan bapak ini, apa apa aja yang sudah bapak terima disini?

Menambahkan kembali bahwa, “yang saya terima pak, ini sebetulnya pak yang sudah dilobangin ini sudah pupuk dasarnya sudah saya kasi semua, sampe terus sampe ke batas bibit dan penanaman pak, setelah penanaman saya dikasi 74 batang ini aja upah tanam dan langsir itu saya dibayar 68 pokok pak cuman. Selain itu saya gaada lagi misalnya ada katanya sekarang ini kita ada perawatan ada apa, saya belum menerima itu pak, itu lah yang bisa saya terima,” ujarnya.

jadi sejauh ini ya tahun 2024 bulan 3 ini belum ada lagi biaya pemeliharaan yang bapak terima? Belum ada? Makanya ini terlihat seperti semak seperti ini ya?

“iya betul pak, saya satu satunya yang saya andalkan adalah biaya yang saya dibantu oleh pemerintah itu pak saya selaku petani makanya saya gabisa pak menggarap dengan apa pun biayanya saya gaada. Setelah saya tanam ya ini pak, terus saya memang dikasi pupuk pak namun pupuk itu semuanya saya dikasi 2 kantong terus ada dikasi obat 2 botol sampe sekarang saya biarkan pak itu saya menunggu mungkin ada jalan keluarnya gimana penyelesaiannya diantara ketua gapoktan dan anggota nya yang sifat nya seperti ini pak. Bapak tau sendiri ini sebelah ini dirawat bagaimana, kenapa tega benar, saya orang miskin pak, terus terang aja, saya ga mampu sama sekali itu lah yang saya andalkan,” ungkapnya.

Ditambah lagi kalau yang saya terima pupuk dasarnya adalah pospat yang katanya pupuk jamur apa namanya gatau lah pak itu, terus ada sejenis apa itu pupuk yang dasar kaya dulumit, pospat atau apa  terus dikasi saya 2 kantong itu merek nya interflor, mungkin itu yang termasuk untuk perawatan, itu informasi dari kawan kawan, itu jatah untuk 1 kapling itu 8 kantong lebih tapi saya hanya dikasi 2kantong lebih saja pak, nah itu untuk pupuk pak. Ungkap salah satu Petani kepada Tim

Sampai berita ini diterbitkan awak media masih mencari kebenaran berita tersebut. (Red)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *